Akhirnya saya bisa kuliah juga setelah menunda – nunda kuliah, ditahun ini saya dapat kuliah juga. Walaupun sambil membagi waktu antara bekerja dengan kuliah. Sesuai dengan prediksi saya sebelumnya, kuliah sambil kerja pasti cape. Ya kebukti baru satu dua hari kerja nih badan langsung drop. Gak parah – parah banget sih, cuma batuk – batuk sama hidung meler (Jangan salah baca ya). Udah kaya anak ingusan dah pokoknya. Memang salah saya sendiri sih, pulang kerja lanjut kuliah selesai kuliah bukannya langsung tidur nih langsung buka medsos, sampai larut malam cek semua medsos sambil buka comic online. Gak kerasa udah sampai jam 1 bahkan samapi jam 2. Alhasil penyakit datang, emang salah saya sendiri sih. Sepertinya saya harus mengatur jam tidur saya. Maksimal jam 24.00 sudah harus tidur.
Selain kondisi tubuh yang harus beradaptasi, dengan lingkunga baru pun, saya harus beradaptasi. Apa lagi sudah cukup lama bagi saya tidak merasakan lingkungan pendidikan seperti ini. Maklum aja sudah 4 tahun dari kelulusan. Lingkungan baru nya sangat lah berbeda, dari sekolah saya yang dulu. Dimana disini saya dituntut harus cepat tanggap, karena berbeda menjelaskan dengan waktu saya sekolah dulu. Untung salah satu dosen saya cukup enak dalam menjelaskan, gak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Cukup enak dalam tempo belajarnya. Banyak hal yang saya ambil dari beliau, selain matakuliah, beliau sering membangkitkan semangat mahasiswanya, dengan menceritakan berbagai kisah. Yang intinya walaupun kami kebanyakan kuliah sambil kerja tapi jangan mudah menyerah, dengan keadaan. Kisah yang beliau ceritakan bukan lah kisah fiksi, melainkan kisah – kisah beliau sebelum seperti sekang ini. Dari kisah muda nya sampai kisah anak – anaknya. Biasanya beliau memulai ceritanya sebelum, pertengahan, dan sesudah mata kuliah. Bagi saya ini hal menarik. Karena kami seperti diberi waktu jeda, dimana kami merasa pusing saat pelajaran dan di seling dengan kisah beliau. Ya, lumayan lah membuat pusing di kepala sedikit hilang.
Hal yang mungkin saya senangi dan saat ini sangat saya benci adalah jam kosong. Mungkin waktu sekolah dulu saya sangat senang, karena saya bisa main, sambil menunggu jam kosong berakhir. Mungkin saat ini saya tidak menyukainya. Mungkin karena dulu di biayakan oleh orang tua, jadi agak masa bodo. Tapi sekarang agak berbeda karena saya membayar uang kuliah dengan biaya sendiri. Jadi agak kerasa aja kalau ada 1 mata kuliah yang gak mendapatkan ilmunya. Seperti membuang – buang uang aja, ya walaupun katanya ada hari pengganti (Wadaw, please jangan ganggu waktu libur saya, teriak dalam hati). Makanya saya agak ragu untuk bolos salah satu mata kuliahan (kecuali terpaksa).
Ya mungkin tuh sedikit perjalanan awal saya menjadi maba, mungkin akan saya lanjutkan lagi dilain waktu. Terimakasih telah membaca.